(Diangkat dari cerita nyata dengan nama korban dan pelaku yang disamarkan)


Sosok Jaka digambarkan sebagai kekasih yang penuh perhatian, sayang kepada Melati, tetapi mempunyai sifat posesif, pencemburu, mudah terpancing emosi dan suka main tangan. Seringkali bila terjadi keributan di antara mereka, Jaka mengeluarkan lontaran cacian dan makian bahkan tak segan-segan memukul Melati. Jaka mendapat pengaruh seperti ini karena sering melihat percekcokan orang tuanya.

Dari cerita di atas dapat disimpulkan korban atau pelaku kekerasan dalam pacaran (KDP) bisa dialami oleh siapapun baik itu seseorang yang berpendidikan tinggi sampai dengan rendah, status social dari tingkat atas sampai bawah, suku, agama, ras dan sebagainya.
KDP mempunyai siklus, jadI harus ada pihak ketiga untuk membantu pencegahan KDP.
Beberapa cara pencegahan KDP :
1. Pihak korban harus berani mengatakan ‘tidak’ atau menolak.
2. Pihak korban harus didampingi oleh sahabat/teman dekat.
3. Adanya komunikasi dengan keluarga, dalam hal ini kedekatan dan komunikasi dengan orang tua perlu dijain.
4. Lembaga-lembaga swadaya masyarakat sebagai pendamping bilamana dibutuhkan dari sisi hukum.
5. Menciptakan suasana harmonis dan kondusif antar anggota keluarga.
6. Setiap korban mengalami kekerasan, abasikan bekas-bekas kekerasan itu dalam sebuah foto. Hal ini akan sangat membantu karena bisa dijadikan sebagai bukti yang konkrit.
7. Buatlah catatan tiap kali kekerasan terjadi.
8. Hubungi orang terdekat atau mereka yang bisa dipercaya.
9. Jangan ragu untuk menghubungi pihak berwajib, jika memang keselamatan diri terancam.
6. Setiap korban mengalami kekerasan, abasikan bekas-bekas kekerasan itu dalam sebuah foto. Hal ini akan sangat membantu karena bisa dijadikan sebagai bukti yang konkrit.
7. Buatlah catatan tiap kali kekerasan terjadi.
8. Hubungi orang terdekat atau mereka yang bisa dipercaya.
9. Jangan ragu untuk menghubungi pihak berwajib, jika memang keselamatan diri terancam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar