Minggu, 25 Desember 2011

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan (ISD-Bab 9)

Manfaatkan teknologi untuk atasi kemiskinan

Sambas. Infonuklir. (02/12/2011). 
Pemanfaatan hasil riset iptek nuklir di bidang pangan, untuk pertama kalinya dikenalkan di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Hasil panen yang melimpah pada November 2011 lalu membuat petani padi di daerah tersebut ketagihan untuk mencoba lagi di musim tanam berikutnya.
Dengan mengacu pada selera makan masyarakat Kalbar yang menyukai beras pera, kini Pusat Diseminasi Iptek Nuklir BATAN memberikan bantuan benih varietas Kahayan. Bantuan benih seluruhnya sebesar 1 ton. Benih tersebut meliputi varietas Kahayan dan Mira1. Varietas Kayahan diberikan hanya beberapa kilo saja karena akan digunakan untuk penangkaran.
               Bertempat di Cytrus Center, kecamatan Tebas, kabupaten Sambas pada Kamis, 1 Desember 2011 diselenggarakan sosialisasi iptek nuklir bidang pertanian dan peternakan. Hadir 40 peserta terdiri dari kelompok tani, gabungan kelompok tani, para penyuluh pertanian.
Kepala Badan Ketahanan Pangan, Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan Tamhir Yani, SP memaparkan bahwa salah satu cara mengatasi kemiskinan adalah dengan melakukan terobosan lewat teknologi. Menurutnya lagi, petani harus berubah, melalui kerja keras dan diimbangi dengan kerja cerdas. Dalam hal ini memanfaatkan ilmu dan teknologi.
Selanjutnya Tamhir mengatakan, “Nyebutnya sih Negara pertanian, tapi kok beras impor dari luar negeri”. Untuk itu Tamhir mengajak para petani untuk lebih focus kepada varietas yang sudah tersedia di negeri sendiri.
Sementara itu, Wijananto, SST yang membidani acara ini mengingatkan kepada peserta untuk tidak selalu berkonotasi negatif terhadap nuklir. Sejak BATAN berdiri ditahun 1958, telah banyak penelitian yang dihasilkan untuk kesejahteraan masyarakat. Seperti di bidang pangan, industri, kesehatan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Wijananto juga mengakui bahwa selama ini, pemanfaatan riset iptek nuklir hanya di kabupaten Pontianak dan Kubu Raya. Baru tahun ini diperluas sampai ke Sambas.
Peneliti pertanian BATAN Dr. Sobrizal, selain memperkenalkan BATAN juga menyampaikan pengalaman tentang hasil riset pertanian di tempat kerjanya. Dikatakan bahwa sampai saat ini BATAN masih terus melakukan penelitian untuk meningkatkan produksi pertanian, mengingat area lahan pertanian yang semakin menyempit. Oleh karena itu perlu dilakukan terobosan baru melalui teknologi dalam mengatasi kebutuhan pangan seiiring dengan laju pertumbuhan penduduk.
           Dikatakan Sobrizal bahwa nuklir juga merupakan bagian dari alam ciptaan Tuhan dan dapat dimanfaatkan manusia untuk mengatasi kehidupannya.
Peneliti kedelai, Hary Ismulyana menyampaikan bahwa kedelai varietas Mutiara yang ditelitinya mempunyai kelebihan pada ukuran bijinya yang besar. Untuk berat 100 butirnya bisa mencapai 25,3 gram, sedangkan umumnya kedelai hanya 17 gram.
Kepala UPT Sambas, Anshari, S.Pt. juga menyampaikan bahwa petani sebaiknya tidak bergantung pada penggunaan pupuk kimia untuk pengelolaan lahan pertanian. Pemberian pupuk organik (hasil dari kotoran ternak) secara teratur dan berkelanjutan, dapat memperbaiki struktur dan kesuburan lahan.
           Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, Dr. Sutarman mengharapkan bahwa pihaknya bisa membuat jaringan dengan pihak BATAN untuk lebih meningkatkan pertanian dan peternakan di Kalbar. Utamanya dengan memanfaatkan bahan lokal yang ada dengan formula yang sudah melalui serangkaian penelitian di laboratorium. 

Diperoleh dari :  http://www.batan.go.id/view_news.php?id_berita=1489&db_tbl=Berita

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan (ISD-Bab 7)

Internet Masuk Desa

          Sebuah fenomena klusial dimana umat manusia menjadikan fasilitas Internet menganggapnya kehidupan kedua setelah kehidupan nyata. Ya, akrab kita sebut sebagai dunia maya. Internet masa kini telah menjadi kebutuhan bagi sebagian masyarakat Indonesia baik di kota maupun di desa. Keberadaannya seperti sudah menjadi makanan harian bagi sebagian penduduk dan setiap harinya pula pengguna fasilitas internet di Indonesia semakin meningkat. Hal ini berdasarkan fakta dari berbagai sumber, bahwa total pengguna internet di Indonesia mengalami pertumbuhan sangat tinggi meski persentasenya masih kecil. Hasil survey www.internetworldstats.com, pengguna internet di Indonesia tumbuh lebih 1.000 persen dalam 10 tahun terakhir ini. Namun, bila dibandingkan dengan total penduduk Indonesia yang mencapai 237,5 juta jiwa, jumlah pengguna internet di Indonesia masih relatif kecil atau hanya sekitar 10 persennya saja. Padahal di Negara Asia lainnya penggunaan internet mencapai 20 persen dari jumlah penduduknya.
          Banyaknya pengguna fasilitas internet dikarenakan internet merupakan terobosan dalam bidang teknologi dan komunikasi yang memiliki banyak manfaat bagi penggunanya. Berbagai macam aktivitas dapat dilakukan dengan adanya fasilitas internet dihadapan kita. Mengirim surat dapat dilakukan secara elektronik dengan menggunakan e-Mail. Berbagai administrasi pemerintahanpun dapat dilakukan secara online, seperti pendaftaran pegawai, pengurusan pajak, pengiriman uang dan berbagai aktivias lain. Begitu juga dalam ekonomi-bisnis, dengan penjualan dan promosi produk secara online. Situs jejaring sosialpun semakin merebak keberadaannya dan mempunyai daya tarik tersendiri dalam menyedot sebagian besar pengguna fasilitas internet akhir-akhir ini.
        Penggunaan internet tak selamanya hanya dinikmati oleh masyarakat perkotaan yang dalam segi perkembangan teknologi bisa dikatakan lebih maju dibandingkan masyarakat desa. Warung internet kini hadir pula di berbagai daerah, menjangkau sampai ke desa  sudah mulai marak keberadaannya. Warung internet menjadi sebuah fasilitas tempat yang paling mudah dan murah dalam mengakses internet bagi pengguna di desa-desa. Berbagai fasilitas laindalam mengakses internet pun semakin hari semakin mudah untuk didapatkan. Saat ini sebagian masyarakat desa dapat mengakses internet dengan menggunakan Handphone pribadinya, dengan fasilitas mobile internet. Sehingga kini ungkapan dunia dalam genggaman berlaku pula untuk masyarakat desa .
     Tentunya penggunaan fasilitas internet di desa ini memiliki keterbatasan dibandingkan penggunaan internet di kota. Kendala yang dihadapi desa dalam masuknya internet ini adalah kurangnya infrastuktur telekomunikasi di berbagai daerah dan desa di Indonesia. Hal ini disebabkan program pembangunan yang tidak merata, serta tingginya kasus korupsi di Indonesia yang menghambat pembangunan. Peran serta pemerintah menjadi sangat penting dalam rangka memberikan fasilitas internet ke berbagai wilayah di pelosok tanah air ini.
       Salah satu penanganan kendala ini adalah adanya rencana pemerintah melalui Departemen Komunikasi dan Informatika yang menargetkan pada 2010 semua desa di penjuru nusantara sudah terkoneksi internet. Hal ini merupakan langkah progresif yang patut didukung oleh berbagai pihak untuk dapat direalisasikan secepatnya. Pasalnya dengan masuknya fasilitas internet ke setiap desa di semua wilayah Indonesia maka masyarakat yang hidup di pelosok, yang selama ini selalu tertinggal mendapatkan informasi tak akan lagi mengalami hal itu. Hal inilah yang mendasari rencana besar untuk daerah pelosok guna mendapat fasilitas internet ini.

Dampak Positif dan Negatif
Internet juga seperti kebanyakan produk lainnya, memiliki sebuah keuntungan yangdapat kita peroleh yang kita sebut sebagai dampak positif daripada Internet itu sendiri, berikut adalah dampak positifnya :
1. Dapat Memudahkan Mata Pencarian( pekerjaan )
Bagi penduduk desa yang pada umumnya bermata pencarian Petani,Nelayan,Pedagang, mereka biasanya kesulitan dalam mendapatkan pupuk , pestisida , jaring , umpan ,dll.Dengan adanya Internet mereka dapat dengan mudah mendapatkan apa yang disebutkan tadi dengan mudah, dan cepat.
2. Dapat Meninkatkan Pendapatan
Dengan adanya internet mereka tidak akan dibohongi oleh para tengkulak,karena mereka dapat mengetahui harga pasaran produk mereka. Sehingga mereka pendapat mereka akan meningkat. Dengan internet juga mereka dapat mencari lowongan kerja,sehingga mengurangi jumlah pengangguran di desa tersebut.
3. Dapat Memperluas dan Mempercepat Proses Bisnis.
Bagi penduduk desa yang pada umumnya bermata pencarian Petani,Nelayan,Pedagang, setelah mereka mendapatkan produk mereka berupa hasil panen,tangkapan ikan yang banyak mereka biasanya kesulitan dalam memasarkanya,mereka harus menunggu tengkulak,pengepul,pengumpul, yang akan membeli produk mereka. Dan pertanyaan yang sering mengganggu pikiran mereka dalam hal pemasaran adalh “ Kapan Tengkulak itu datang “ dan “Apa yang harus dilakukan jika tengkulang itu tidak datang ? “. Dengan adanya internet mereka tidak akan di ganggu dengan pertanyaan – pertanyaan semacam itu,karena mereka dapat mencari beribu – beribu orang yang mau membeli produk mereka,bukan hanya di dalam negeri bahkan hingga luar negeri.
           Disamping itu internet tak terlepas dari unsur yang merugikan bahkan membahayakan bagi kita, kita sebut sebagai dampak negatif dari internet masuk desa itu sendiri, dan berikut poin-poinnya:
1. Konten Negatif
Seperti yang kita semua tahu tidak semua informasi yang memberi dampak positif , tetapi ada juga yang dapat memberi dampak negatif seperti website dan blog – blog porno , terus tentang ajaran – ajaran sesat . Jika hal ini tidak dapat diatasi dapat mempengaruhi moral penduduk desa tersebut. ( menjadi lebih buruk )
2. Game Online
Dengan minimnya hiburan di desa, Internet dengan berjuta – juta games di dalamnya dapat menjadi salah satu hiburan yang akan di gandrungi. Hal ini dapat berdampak negatif karena dapat menimbulkan kecanduan yang nantinya menyebabkan kemalasan. Ditambah lagi ada banyak games yang menggunakan voucher untuk memainkanya. Jadi selain menyita waktu juga akan menyita banyak uang.
3. Kejahatan
Kejahatan disini dimaksudkan dalam penggunaan proses meningkatkan pendapatan penduduk desa.Jika warga desa tidak terlalu paham,lengah,ceroboh, dan tidak cermat maka Internet merupak portal yang sangat mudah dimasuki oleh para penipu,penjahat,atau cyber crime untuk melancarkan aksinya menipu warga desa.
Solusi
        Dengan adanya rencana ini hendaknya pemerintah perlu mempersiapkan infrastruktur guna menopang penyuksesan dan pelaksanaannya. Penyediaan jaringan telekomunikasi untuk mengkoneksiakan internet dan yang tak kalah pentingnya adalah menyiapkan tenaga yang berfungsi menyosialisasikan keberadaan internet sekaligus sebagai staf pengajar supaya masyarakat yang masih awam dengan dunia teknologi dapat beradaptasi mengoperasikan internet. Sehingga ketika masuknya internet ke seluruh pelosok desa terealisasi maka setiap penduduk di Indonesia setidaknya mampu memanfaatkan keberadaan internet atau setidaknya mampu mengoperasikannya dengan semaksimal mungkin.
        Setiap rencana tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai, seperti pada rencana internet masuk desa ini, tentunya memiliki tujuan dan menghasilkan mandaat-manfaat untuk penggunanya nanti. Dengan terkoneksinya setiap desa dengan internet maka setiap desa akan mendapatkan akses informasi dan pengetahuan terkini, masyarakat pelosok desa terpencil dapat memanfaatkan jaringan internet untuk mempromosikan hasil produk alam kepada pedagang dari luar kota. Juga bisa dimanfaatkan untuk mengenalkan potensi desa dan tempat wisata tradisional ke seluruh masyarakat dunia. Karena itu, keberadaan internet akan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selain itu juga keuntungan lain terkoneksinya internet hingga ke semua desa adalah seandainya ada bencana alam di pelosok desa yang jauh dari kota, maka pemerintah pusat tidak memerlukan waktu lama untuk bertindak sebab masyarakat di sana hanya perlu menceritakan kepada pemerintah pusat tentang kondisi bencana sebenarnya melalui koneksi internet. Sehingga bantuan yang didatangkan nanti tepat sasaran dan berguna bagi masyarakat.
        Setiap adanya kemajuan pada suatu bidang, akan muncul juga kekhawatiran akan dampak negatif internet bagi masyarakat desa. Internet yang akan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat muda di desa dikhawatirkan akan memicu untuk hal-hal negatif. Diantara hal negatif tersebut adalah semakin mudahnya untuk mengakses konten-konten pornografi yang mudah ditemukan dengan akses internet. Yang tadinya masyarakat desa terbatas untuk mengakses konten porno tersebut, maka dengan masuknya internet ke desa-desa nanti, masyarakat desa juga akan lebih mudah mengakses situs-situs porno tersebut. Mengingat adanya kekhawatiran akan dampak negatif pada program tersebut, maka diperlukan dan diutamakan untuk melakukan self fitlering, guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Jika itu hal tersebut dilakukan, kekhawatiran itu bisa berkurang dari tingkatan penggunanya itu sendiri.
Kesimpulan
Internet masa kini telah menjadi kebutuhan bagi sebagian masyarakat Indonesia baik di kota maupun di desa. Keberadaannya seperti sudah menjadi makanan harian bagi sebagian penduduk dan setiap harinya pula pengguna fasilitas internet di Indonesia semakin meningkat. Banyaknya pengguna fasilitas internet dikarenakan internet merupakan terobosan dalam bidang teknologi dan komunikasi yang memiliki banyak manfaat bagi penggunanya.
Penggunaan internet tak selamanya hanya dinikmati oleh masyarakat perkotaan yang dalam segi perkembangan teknologi bisa dikatakan lebih maju dibandingkan masyarakat desa. Sekarang ini, pengguanaan internet pada masyarakat pedesaan sudah mulai menggeliat. Dapat dilihat dari banyak tersedianya warung internet di desa-desa yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk memeproleh fasilitas internet. Namun penggunaan fasilitas internet di desa memiliki keterbatasan. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya infrastuktur telekomunikasi di berbagai daerah dan desa di Indonesia. Oleh karena itu pemerintah berencana melalui Departemen Komunikasi dan Informatika yang menargetkan pada 2010 semua desa di penjuru nusantara sudah terkoneksi internet.
Hal ini bertujuan agar setiap desa dapat mendapatkan akses informasi dan pengetahuan terkini, masyarakat pelosok desa terpencil dapat memanfaatkan jaringan internet untuk berbagai bidang seperti ekonomi, bisnis, pariwisata, pemerintahan serta pendidikan. Namun kita perlu menyadari setiap adanya kemajuan pada suatu bidang, akan muncul juga kekhawatiran akan dampak negatif internet bagi masyarakat desa. Internet yang akan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat muda di desa dikhawatirkan akan memicu untuk hal-hal negatif. Oleh karena itu, sebagai pengguna bijak hendaknya menyadari akan dampak-dampak negative yang mungkin saja dihadapi dalam setiap kemajuan, diperlukan self filtering dari diri pengguna itu sendiri untuk meminimalisir kekhawatiran dampak negative yang akan terjadi.


Diperoleh dari :  http://hotgila.blogdetik.com/index.php/2011/03/21/internet-masuk-desa/

Individu, Keluarga dan Masyarakat (ISD - Bab 3)


ABG malang..., ABG sayang...

       ABG (Anak Baru Gede) adalah sebutan bagi remaja usia belasan tahun. Istilah kerennya sih teenager. Usia yang menurut para pakar psikologi berada di saat rawan karena penuh pemberontakan dan pencarian jati diri. Usia yang ibarat kembang yaitu sedang mekar-mekarnya, indah. Nah, keindahan inilah yang seringkali disalahgunakan untuk hal-hal yang nggak bener. Melacurkan diri adalah salah satunya.
          Melalui sejumlah wawancara dan investigasi, banyak di antara para ABG yang memutuskan dirinya melacur itu karena alasan ekonomi. Biaya sekolah yang mahal, harga buku yang tak murah serta kebutuhan hidup lainnya yang mendesak menjadi salah satu alasan yang dipilih untuk diberikan. Apalagi bila menjelang ujian yang jelas-jelas ada tagihan ini-itu dari pihak sekolah, walhasil jalanan jadi rame dipenuhi para ABG yang menjajakan diri.
          Di antara mereka ada yang melakukannya tanpa sepengetahuan keluarga, tapi tidak sedikit yang mendapat restu orangtua. Bahkan ada seorang ibu yang sengaja menyelipkan kondom ke tas sekolah anaknya bila mereka akan keluar rumah. Nadzhubillah.
          Kesulitan ekonomi bukan menjadi satu-satunya alasan para ABG jual diri. Tidak sedikit juga yang berasal dari kalangan atas bahkan ada anak pejabat terkenal yang sering muncul di TV nasional. Ketika diwawancarai, ia berkilah bahwa yang dilakukannya itu sebagai protes terhadap ayahnya yang jarang berada di rumah.
         Tergiur gaya hidup yang konsumtif biar nggak dianggap kuno sama teman-teman sebaya juga bisa menjadi faktor yang lain. Punya HP keluaran model terbaru, MP4 Player, tas dan baju keluaran butik terkenal, jalan-jalan ke mal, bisa membuat para ABG lupa daratan. Persaingan antar teman juga bisa dijadikan alasan. Wih..si A kemarin habis jalan bareng sama om-om keren, si B nggak mau kalah hari ini menggandeng eksekutif papan atas ibu kota. Habis dikecewakan dan dinodai mantan pacar juga disebut-sebut sebagai alasan favorit para ABG ini. Ya, seabreg alasan bisa diberikan kalau sekadar sebagai pembenaran untuk perbuatan yang nggak bener. Ckckck…
        Peran serta orangtua yang bekerjasama dengan para guru harus digalang. Orangtua tak bisa menimpakan pendidikan anak-anaknya melulu kepada pihak sekolah saja. Begitu juga sebaliknya. Kedua elemen ini harus bahu-membahu meningkatkan kepedulian terhadap para ABG ini. Kepedulian ini pun harus ada ujud nyatanya dengan melakukan pendekatan kepada individu-individu ABG.
       Akan lebih baik bila kedua elemen ini mengajak institusi keislaman yang jelas-jelas visi dan misinya mengerti masalah remaja. Tidak bisa dipungkiri usia orangtua dan guru yang termasuk ?angkatan lama’ mengalami kendala dalam memahami gejolak jiwa remaja. Para ABG ini butuh sosok yang memahami dunia mereka dan berjalan mengiringi proses kedewasaan mereka. Sehingga tak perlu ada sikap ketakutan tanpa dasar pada pihak orangtua atau guru bila ada sosok yang peduli dengan dunia remaja. Waspada memang perlu tapi hendaklah disertai dengan sikap bijak. Berkomunikasi dan ?sharing’ visi misi adalah langkah bijaksana daripada melarang tanpa alasan munculnya mereka yang berusaha peduli untuk menyelamatkan generasi ini.
       Permasalahan ini memang tak bisa diselesaikan secara individual saja. Tak akan cukup hanya melibatkan pihak orangtua, para guru dan pihak sekolah, serta orang-orang yang peduli dengan masa depan remaja, namun dibutuhkan lebih daripada itu. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan pengurus urusan rakyatnya harus juga peduli terhadap keselamatan moral dan akhlak generasi muda. Fakta di lapangan banyak berbicara bahwa maraknya pelacuran ABG melibatkan para oknum yang seharusnya melindungi tapi malah menarik untung dari transaksi haram ini.


Diperoleh dari :  http://www.gaulislam.com/ngintip-pelacuran-abg