Senin, 04 April 2011

10th week Manusia dan kegelisahan

Pengertian Kegelisahan
       Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tenang, perasaan yang tidak nyaman, selalu merasa khawatir, dan cemas.manusia sering mengalami kegelisahan karena berbagai hal.kegelisahan dapat diketahui melalui perubahan tingkah laku dan kebiasaan seseorang dalam melakukan sesuatu.seseorang yang sedang gelisah akan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, dan biasanya emosinya meningkat.
      Kegelisahan atau kecemasan dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu kecemasan objektif, kec emasan neorotif, dan kecemasan moril.  
- Kecemasan objektifa adalah kecemasan atau kegelisahan yang timbul dari kenyataan atau suatu pengalaman yang kita lihat dari dunia luar, misalnya, seseorang yang melihat bencana banjir di daerah lain yang begitu luar biasa dapat mengalami kegelisahan. 
- Kecemasan neorotif adalah kecemasan atau kegelisahan yang timbul karena pengamatan tentang bahaya yang naluriah, misalnya phobia yang diderita seseorang sejak lahir, atau kecemasan yang timbul dari opeyesuaian diri terhadap lingkungan.
- Kecemasan moril yaitu kecemasan atau kegelisahan yang timbul dari pribadi seseorang. Sifat atau pribadi seseorang bermacam- macam, sifat yang tidak terpuji dapat menimbulkan kegelisahan bagi orang – orang di sekitarnya.
        Penyebab dari kegelisahan seseorang bermacam – macam, namun, jika diperhatikan, penyebab kegelisahan seseorang adalah takut kehilangan hak – haknya, hak untuk hidup, hak untuk bahagia, hak untuk mendapat kasih sayang dan lainnya. 
         Kegelisahan dapat diatasi dengan cara menanamkan pola pikir yang positif dalam setiap menyelesaikan masalah. Kegelisahan dapat diatasi mulai dari diri kita sendiri. Dengan bersikap tenang dan logis, kesulitan dapat kita atasi sehingga kita tidak merasa gelisah.kegelisahan juga dapat diatasi dengan cara mengintrospeksi didi kita sendiri tentang apa yang telah kita lakukan, apa penyebabnya, apa yang harus kita lakukan kedepan dan mengambil hikmah dari apa yang kita lakukan. Dan yang terpenting, untuk mengatasi kegelisahan kita harus berserah pada Tuhan karena Tuhanlah yang bisa memberikan kita ketenangan.
        Namun, kegelisahan seseorang juga dapat dimanfaatkan untuk hal – hal yang positif, misalnya pada orang yang peka perasaannya dan mudah gelisah, kegelisahan akan membuat atau menuntut orang tersebut untuk tidak menunda – nunda pekerjaan, karena beberapa orang akan merasa gelisah jika belum menyelesaikan kewajibannya, kegelisahan juga dapat membantu manusia untuk lebih berhati – hati dalam melakukan segala sesuatu.




9th Manusia dan Tanggung jawab

Pengertian Tanggung Jawab 

        Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun tidak di sengaja. Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbul tanggung jawab itu karena manusia itu hidup dalam bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya.
        Tanggung jawab itu bersifat kodrati yang artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Misalkan ada yang tidak mau bertanggung jawab maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab tersebut. Dengan itu tanggung jawab dilihat dari 2 sisi, yaitu :
Dari sisi pihak yang berbuat, yaitu pihak yang berbuat harus menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian pihak yang berbuat sendiri pula harus memulihkan ke dalam keadaan baik.
        Dari sisi pihak lain, yaitu pihak yang berbuat tidak mau bertanggung jawab maka pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan.
        Macam-macam tanggung jawab :
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
    Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
    Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami dan istri, ayah dan ibu serta anak-anak dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab itu menyangkut nama baik keluarga.
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
    Pada dasarnya manusia tidak bias hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai  makhluk social.
4. Tanggung jawab terhadap bangsa atau Negara
    Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-normayang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri.
5. Tanggung jawab terhadap tuhan
    Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap tuhan.

      Di dalam tanggung jawab itu sendiri terdapat wujud yang berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih saying, hormat atau semua itu dilakukan dengan ikhlas. Sedangkan pengorbanan adalah unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.

8th week Manusia dan Pandangan Hidup

Pengertian Pandangan Hidup dan Ideologi
       Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari  Pandangan hidup yang telah dirumuskan.
      Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan  Pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
2. Cita-Cita
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.
Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti :
- Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
- Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.
- Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan.
3. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :
-          Manusia sebagai pribadi yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
-          Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
-          Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
4. Sikap Hidup
Sikap hidup ialah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau yang negatif. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Atau apakah kita mempunyai sikap yang apatis?.
Sikap itu ada di dalam hati kita dan hanya kitalah yang tahu.orang lain hanya baru tahu setelah kita bertindak. Sikap itu penting, setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan yang membentuknya.
Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia selalu menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap positif, dan sikap non etis disebut juga sikap negatif.
Ada tujuh sikap etis, yaitu : sikap lincah, sikap arif, sikap rendah hati, sikap berani, sikap tenang, sikap halus dan sikap bangga
Sikap non etis atau sikap negatif, yaitu : sikap kaku, sikap takut, sikap gugup, sikap kasar, sikap angkuh dan sikap rendah diri
Sikap-sikap ini harus dijauhkan dari diri pribadi-pribadi., karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan bangsa.